Jumat, 31 Januari 2014

Desa Berua, keindahan tersembunyi di Karst terbesar kedua di dunia.



Halo blogger.. udah lama banget blog ini ga diupdate. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya bersama istri saya dan beberapa orang teman ke desa Berua, yakni desa terisolasi di kawasan Karst Maros-Pangkep.

Karst Maros-Pangkep adalah kawasan pegunungan kapur (karst) terbesar kedua di dunia setelah karst yang ada di China Selatan. Saking luasnya kawasan karst ini mencakup 2 kabupaten yakni kabupaten Maros dan kabupaten Pangkep. Objek wisata lain yang berada dalam kawasan karst ini antara lain air terjun Bantimurung.

Untuk mencapai desa tersebut kami menggunakan sebuah perahu untuk menyusuri sungai Pute. Perahu tersebut dapat menampung hingga 10 orang dengan tarif 110 - 150 ribu rupiah, tergantung dari kemampuan menawar masing-masing. Perahu sewa dapay ditemui dengan mudah di dermaga Rammang-Rammang atau di jembatan sungai Pute.

Perjalanan dengan perahu memakan waktu sekitar 20 menit dari jembatan Sungai Pute ke desa Berua. Perahu yang kecil, mesin perahu yang hanya menggunakan mesin diesel untuk traktor dan sungai yang berkelok-kelok membuat perahu tidak dapat melaju terlalu kencang atau akan membuat perahu menabrak gugusan pohon pohon enau di sepanjang sisi sungai.

Sehari sebelum kami kesana daerah tersebut diguyur hujan lebat sehingga jalanan menuju ke Rammang-Rammang berlumpur dan licin serta membuat air sungai Pute menjadi keruh. Apabila anda kesana pada saat musim kemarau saya jamin air sungai sangat jernih bahkan anda dapat melihat ikan sungai yang berenang-renang di dalamnya.

Sepanjang perjalanan anda akan disuguhi hanya terlihat deretan pohon enau dan tebing kapur yang menjulang. bahkan sesaat sebelum mencapai desa tersebut kami harus melewati celah tebing yang sempit. Namun perahu kecil yang kami gunakan tidak mengalami kesulitan untuk melewati halangan-halangan tersebut.

Setibanya di desa Berua kami disuguhi pemandangan yang sangat menyejukkan. Lahan persawahan yang menghijau, langit biru yang cerah, kolam ikan yang jernih airnya di tengah-tengah pegunungan kapur yang mengelilingi.

Semua orang dalam rombongan berlomba-lomba mengabadikan pemandangan indah yang tersaji di desa Berua. Sambil menikmati udara segar yang bersih dan jauh dari polusi. Hilang sudah segala rasa penat dan jenuh digantikan rasa kagum pada Sang Pencipta. Sebuah karya indah Allah swt yang menciptakan sebuah keindahan yang tersembunyi di sebuah desa terisolasi.

Satu jam lebih waktu kami habiskan untuk menikmati suasana yang tenang dan damai di desa tersebut. Kami sempatkan untuk singgah di salah satu rumah penduduk di desa tersebut. Sang pemilik rumah dengan ramah menyambut kedatangan kami dan mempersilakan kami bersantai di balai-balai rumahnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar